Review
Film “Di Timur Matahari”
1. 1. Durasi : 110 Menit
- Genre: : Drama
- Produser : Ari Sihasale
- Sutradara : Ari Sihasale
- Penulis Naskah : Jeremias Nyangoen
- Pemeran Utama : Simson Sikoway Sebagai Mazmur
- Pemeran Pembantu :
-
Abetnego
Yogibalom Sebagai Thomas
-
Laura
Basuki Sebagai Vina
-
Lucky
Martin Sebagai Nyong
-
Lukman
Sardi Sebagai Samuel
-
Michael
Idol Sebagai Michael
-
Putri
Nere Sebagai Elsye
-
Ringgo
Agus Rahman Sebagai Ucok
-
Ririn
Ekawati Sebagai Dr. Fatimah
-
Frisca
WaromiSebagai Suryani
-
Maria
Resubun Sebagai Agnes
-
Razz
Manobi Sebagai Yokim
-
Yullex
Sawaki Sebagai Jollex
Kalau
ada anak-anak seumur SD di Papua yang mendongak ke langit menanti sesuatu,
jangan pikir mereka adalah sekelompok bocah “katro” yang belum pernah melihat
pesawat. Yang mereka tunggu bukan pesawatnya, melainkan seorang guru yang akan
turun dari pesawat itu untuk mengajari mereka.
Minimnya
fasilitas pendidikan di pulau paling timur Indonesia yaitu Papua, membuat
anak-anak disana seperti Mazmur (Simson Sikoway), Thomas (Abetnego Yigibalom),
Suryani (Frisca Waromi), Yokim (Razz Manobi), dan Agnes (Maria Resuburn) merasa
kurang mendapat perhatian untuk memperoleh pendidikan. Sudah 6 bulan mereka
menanti seorang guru pengganti datang ke sekolahnya, namun sosok yang mereka
harapkan tersebut tak juga kunjung tiba.
Karena
lelah menanti akhirnya kelima anak ini mencari pelajaran dari alam dan
lingkungan sekitar. Lewat pendeta Samuel (Lukman Sardi), ibu dokter Fatimah
(Ririn Ekawati), Ucok (Ringgo Agus Rachman) dan Jollex (Lucky Martin) mereka
akhirnya cukup mendapat pembelajaran hidup.
Sayang,
keceriaan mereka harus terusik oleh konflik antar suku yang terjadi. Karena
uang palsu yang didapat dari warga kampung sebelah, Blasius, ayah Mazmur,
memukul seseorang sampai berdarah. Di tengah jalan, mendadak Blasius dihadang
dua orang dengan busur di tangan mereka. Di depan mata Mazmur, dua orang
tersebut memanah Blasius sampai
meninggal. Konflik pun memanas. Alex, salah satu adik Blasius, ingin
membalas dendam dengan mengobarkan bendera perang.
Kabar
kematian ayah Mazmur sampai kepada Michael, adik dari Blasius yang sejak kecil
diambil oleh mama Jawa untuk tinggal dan belajar di Jakarta.
Sontak
Michael pun merasa terpukul mendengar kabar tersebut dan langsung memutuskan
untuk pulang ke Papua bersama istrinya yang bernama Vina (Laura Basuki),
sekaligus mencoba menyelesaikan permasalahan yang terjadi disana. Ternyata
meredamkan masalah yang terjadi disana tidak segampang yang diperkirakan
Michael, apalagi untuk meredam emosi Alex, yang selalu saja menentang semua
pemikirannya dan menganggap Michael sudah terlalu modern.
Tak
tahan dengan kemelut permasalahan antar orang dewasa yang membelit mereka,
anak-anak pun akhirnya bersuara. Meneriakkan keinginan polos mereka di antara
dua suku yang tengah berperang, yakni kedamaian.
Dan
nyanyian tulus mereka itulah yang mampu meluluhkan senjata orang-orang dewasa
yang selama ini teracung tinggi-tinggi untuk saling melawan. Perubahan yang
dibawa Mazmur dan kawan-kawan melalui nyanyian serta prinsip kedamaian mereka,
membuat orang-orang akhirnya mau bergandengan tangan.